Tuesday 19 September 2017

PENTINGNYA MENJAGA EKSISTENSI BAHASA DAERAH SEBAGAI JATI DIRI BANGSA



Assalamualaikum sahabat whoopys, apa kabar? semoga selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah ya, aamiin! :)

     Kali ini mimin akan membahas tentang pentingnya menjaga kelestarian bahasa daerah yang ada di negeri kita tercinta ini, yaitu Indonesia. Mengapa tiba-tiba mimin mengangkat tema ini, karena sebelumnya mimin melihat berita dari media televisi dan membaca dari media online yang berkenaan dengan makin berkurangnya masyarakat yang concern terhadap kelestarian bahasa daerah. Dikutip dari laman situs LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) ada lebih kurang 139 bahasa daerah di Indonesia yang saat ini mulai terancam punah. 
     Hal tersebut sangat disayangkan sekali, mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah ragam bahasa yang bisa dibilang tidak sedikit, ada sekitar 617 bahasa lebih. Jumlah 617 itu merupakan bahasa yang terindentifikasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan jumlah keseluruhan bahasa yang ada diperkirakan lebih dari 700 bahasa. Dari jumlah 617 bahasa yang teridentifikasi, 139 dinyatakan terancam punah dan 15 diantaranya dinyatakan sudah punah. Dilansir dari laman LIPI, alasan utama kepunahan tersebut, menurut Dadang (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), adalah tidak ada lagi orang yang menggunakannya dalam percakapan. Ancaman kepunahan bahasa-bahasa daerah ini perlu mendapat perhatian, sebab kepunahan bahasa sama dengan kepunahan peradaban manusia yang menggunakannya. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah bahasa etnis terbesar kedua di dunia. 
     Menurut Ethnologue, lembaga bahasa di dunia, Indonesia memiliki 707 bahasa daerah. Negara dengan jumlah bahasa etnis paling banyak adalah Papua Nugini, dengan jumlah 839 bahasa etnis. Sebuah bahasa dianggap "hidup" atau masih ada jika bahasa tersebut masih diucapkan atau digunakan pada percakapan sehari-hari. Dadang mengatakan, bila dilihat secara geografis penyebaran bahasa daerah yang hampir punah adalah;
  • Kalimantan (1),
  • Maluku (22),
  • Papua dan Halmahera (67),
  • Sulawesi (36),
  • Sumatera (2),
  • Timor-Flores, Bima, dan Sumbawa di Nusa Tenggara Timor (11).
Menurut National Geographic Indonesia, ada empat sebab kepunahan bahasa daerah. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, keterikatan pada masa lalu. Ketiga, sisi tradisional dan terakhir karena secara ekonomi kehidupannya stagnan.

     Sangat disayangkan jika kita harus kehilangan beberapa bahasa daerah hanya karena banyak dari penutur asli nya beralih dan lebih memilih menggunakan bahasa lain daripada kebanggaan dengan menggunakan bahasa daerah nya sendiri. Sebenarnya, di Indonesia sendiri, Bahasa Ibu atau Bahasa Daerah atau bahasa yang dituturkan dan diajarkan oleh orang tua/keluarga kita merupakan bahasa pertama yang menjadi bahasa utama, baru kemudian bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang ditujukan untuk dapat menjadi bahasa lintas daerah yang mempersatukan Nusantara dari Sabang hingga Merauke. 
     Dalam sejarahnya, terutama pada masa pra kemerdekaan, banyak dari orang Indonesia yang menggunakan bahasa daerah masing-masing sebagai media komunikasi verbal mereka, sebelum pada akhirnya, tahun 1928, melalui Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia di wacanakan sebagai Bahasa Nasional, dan di sahkan secara resmi pasca Proklamasi Kemerdekaan 1945. Tentunya melalui sejarah tersebut, posisi bahasa daerah sebagai bahasa pertama menjadi sangat krusial, karena sebelum adanya Bahasa Nasional, bahasa daerah terlebih dulu eksis sebagai bahasa pengantar kala itu (termasuk bahasa Melayu, sebagai Lingua Franca). 
     Namun seiring berkembangnya jaman dan kemajuan tekhnologi, yang menuntut mobilitas tinggi, komunikasi yang semakin intens, dan semakin mudahnya pengaruh asing masuk, maka banyak dari hal-hal tersebut mempengaruhi nilai-nilai budaya kita, termasuk salah satunya yaitu penggunaan Bahasa Daerah. Bahasa Daerah merupakan sebuah entitas, dimana bahasa daerah sebagai bagian dari budaya bangsa yang memiliki sejarahnya sendiri dengan keunikan dan keragaman yang menggambarkan identitas suatu suku bangsa. Bahasa Daerah tidak hanya bisa di artikan sebagai media komunikasi secara verbal saja, tapi lebih dari itu, bahasa daerah memiliki nilai-nilai lain seperti nilai etik, estetika, religi, dan juga nilai budaya bangsa. 
     Dengan pergeseran nilai-nilai budaya yang ada saat ini yang di akibatkan tuntutan modernisasi dan globalisasi, bahasa daerah mulai sedikit dilupakan oleh penutur asli nya (native speakers). Hal ini bisa jadi karena banyak dari kita yang menganggap bahwa penggunaan bahasa daerah tak lebih dan tak kurang sebagai bahasa "selingan" yang hanya di tuturkan pada tataran keluarga atau pada lingkungan daerah tertentu saja. Tidak salah memang jika kita menganggap bahwa bahasa daerah merupakan bahasa yang terbatas, dan lebih mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, bahkan tidak sedikit orang-orang yang mulai keranjingan bahasa asing dengan berbagai alasan, seperti untuk mempermudah mencari pekerjaan, biar terlihat lebih keren, supaya kekinian dan lain sebagai nya. 
     Pengetahuan kita tentang bahasa lain ataupun penggunaan bahasa nasional memang bukan hal yang salah, bahkan bagus! sangat bagus! tapi ingat, bahasa daerah juga penting, terlepas dari "materi" apa yang bisa kita dapat dengan berbahasa daerah atau manfaat apa yang bisa kita ambil. Bahasa daerah merupakan bagian dari budaya, budaya merupakan bagian dari masa lalu, dan masa lalu merupakan bagian dari sejarah. Kita tidak akan pernah bisa lepas dari sejarah, apa yang kita jalani saat ini adalah bagian dari sejarah masa lalu yang pernah ada sebelumnya. Ketika kita melupakan sejarah tersebut, maka kita termasuk kedalam orang-orang yang sebetulnya merugi, karena dari pengalaman sejarah masa lalu kita bisa belajar dan berpikir untuk bagaimana menentukan masa depan. Dengan kita melestarikan bahasa daerah, maka kita ikut andil dalam melestarikan budaya bangsa. Jangan sampai kita baru merasa memiliki bahasa daerah ketika bahasa daerah kita ada yang meng-klaim.

Sebenarnya ada beberapa aspek penting yang berkenaan dengan pelestarian bahasa daerah, seperti :

1. Sosial Budaya
Melihat ragam suku bangsa, dengan jumlah bahasa daerah yang banyak, akan dapat memperkaya khasanah budaya bangsa sekaligus menjadi ciri dan juga identitas suatu suku tertentu.

2. Kehidupan Berbangsa
 Bahasa daerah merupakan hasil dari budaya bangsa yang tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia sendiri, bahkan sebelum nama Indonesia ada, sehingga pluralisme bahasa daerah sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia sebagai dasar dari kegiatan berbudaya dan berbangsa pada tiap-tiap daerah.

3. Pariwisata
Dengan berbagai macam ragam bahasa daerah yang ada, maka dapat mendongkrak sektor pariwisata kita yang dapat menarik jumlah wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia.

4. Ilmu Pengetahuan
Ragam bahasa daerah yang ada di Indonesia dapat menjadi objek kajian bagi beberapa penelitian mengenai kebahasaan, bahkan bahasa daerah juga dapat digunakan untuk mengartikan beberapa situs atau hasil temuan pada masa lampau yang mayoritas menggunakan bahasa yang digunakan kala itu (bahasa daerah/lokal).

5. Ekonomi
Semakin banyaknya orang asing yang tertarik dengan berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia, maka dengan kita menguasai bahasa daerah, kita bisa menjadi pengajar bagi mereka, atau kita juga bisa menjadi pengajar bahasa daerah di lingkup persekolahan. 

6. Pendidikan
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Budi Putro dengan Prof. Mahsun (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa KEMDIKBUD) yang dilansir dari laman perspektifbaru.com, mengatakan bahwa semangat bangsa ini sudah pas, tidak hanya memajukan Bahasa Indonesia tetapi juga melestarikan bahasa lokal. Maju atau tidaknya sebuah bangsa ditentukan oleh sikap percaya diri, dan sikap percaya diri bangsa atau jati diri bangsa ini ada pada bahasa-bahasa lokal karena bahasa-bahasa lokal yang mendahului membentuk karakter kita. bahasa lokal sangat kaya dengan ungkapan–ungkapan yang justru mendidik kita ke arah pendidikan karakter. 

     Meskipun upaya pemerintah dalam pelestarian bahasa daerah sudah baik, seperti adanya peraturan daerah tentang penggunaan bahasa lokal, dan juga adanya mata pelajaran muatan lokal pada tiap-tiap daerah pada jenjang pendidikan SD hingga SMA. Namun upaya tersebut juga perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada, dari atas hingga bawah, sehingga bahasa daerah tidak hanya menjadi bahasa yang dinilai terbelakang atau dianggap mengurangi nilai modernitas dan dipandang sebelah mata, melainkan dapat menjadi hal yang membanggakan yang harus kita jaga bersama. Jangan sampai bahasa daerah yang ada sekarang ini semakin berkurang jumlahnya hanya karena kita malu untuk berbicara bahasa daerah dan tidak mau untuk belajar. Terkhusus untuk generasi muda dan juga remaja Indonesia yang ternyata banyak yang kurang mengenal bahasa daerah nya sendiri, untuk kosa kata yang terbilang mudah pun, mereka banyak yang tidak tahu karena memang mereka sudah pernah menggunakan lagi bahasa daerah, terlebih orang tua mereka yang memang tidak mau mengajarkan karena alasan kesibukan atau karena memang tidak mau. Hal tersebut sangat banyak kita jumpai di daerah perkotaan. 
     Namun, ada hal yang sangat menarik ketika saya kuliah di UPI, bahkan ada teman saya yang sempat terheran-heran karena banyak dari dosen UPI yang merupakan orang Jawa Barat masih menggunakan bahasa daerah sebagai selingan dari penjelasan materi kuliah yang disampaikan, padahal banyak dari rekan kelas saya yang bukan berasal dari Jawa Barat dan tidak mengerti bahasa sunda sehingga mau tidak mau ketika sang Dosen sedikit berbicara bahasa sunda, mereka bertanya kepada teman yang mengerti dan dari situ mereka mulai belajar bahasa sunda. Teman saya yang terheran-heran itu sempat mengungkapkan bahwa di kampus nya dulu, tidak ada dosen yang berbicara bahasa daerah.

     Semoga kita sebagai bangsa yang besar dapat menghargai budaya dan juga bahasa nya sendiri agar kita tidak tergolong kepada bangsa yang cepat lupa darimana dia berasal. Bahasa Indonesia penting, belajar bahasa asing juga penting, tapi belajar bahasa daerah dan melestarikannya tidak kalah penting! mari kita lestarikan bahasa daerah kita, jangan malu menggunakan bahasa daerah (yang baik dan benar), kita bangsa yang kaya akan ragam budaya dan bahasa harus bisa menjaga apa yang telah diberikan Tuhan tersebut dengan cara menjaga dan melestarikannya bersama-sama.



4 comments:

  1. Terima kasih Mimin. Sudah refresh saya dengan artikel ini. Cara penulisannya profesional dengan tata bahasa yang edukatif. Kita patut berbangga sebagai bangsa Indonesia yang beragam agama, kaya budaya, bahasa, juga kuliner.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbk Merry sudah mau berkunjung ke blog saya ^^ dan terimakasih juga atas komentar nya. Mari kita sama-sama untuk menjaga bahasa daerah kita agar tidak punah di masa yang akan datang.

      Delete
  2. Sama-sama. Nama benerannya siapa nih : Mimin, Febri, atau Pratama? Ha ha ha...

    Saya senang dengan topik yang diulas di blog ini. Tinggal luangkan waktu lagi supaya cukup waktu ekplorasinya ke topik lain. Tadi saya komentar di page Antologi Puisi kok nggak bisa ke publish ya. Seperti hang gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha... kalo nama aslinya Febri Fajar Pratama mbk.. berhubung saya jadi admin di blog ini, kadang di panggil mimin..

      iya mbk, saya nggak terlalu fokus sama blog sih.. soalnya agak susah buat luangin waktu bikin postingan, makannya postingan di blog ini cuma dikit. Buat postingan kalo emang lagi ada waktu dan lagi ada semangat buat nulis... he..

      mungkin sedang ada gangguan mbk.. kadang saya juga ketika mau membalas komentar, agak susah.. harus dicoba beberapa kali.

      Delete

Iklan