Friday, 30 June 2017

CARA GANTI FOTO PROFIL DI INTERPALS

Hallo sobat whoopys, kali ini mimin mau posting tentang bagaimana cara ganti profile pict di website interpals. Mungkin bagi sahabat whoopys yang baru kenal dengan interpals, agak kesulitan ketika ingin mencoba mengganti foto profil, karena biasanya foto yang di upload tidak langsung bisa dijadikan foto profil, malah tersimpan di album. Nah, bagaimana caranya agar kita bisa ganti foto profile nya? check this out guys...

1. Pergi ke menu profile -- klik add more photos



2. Kemudian nanti akan ada pilihan beberapa foto yang telah di upload


3. Selanjutnya pilih foto yang ingin dijadikan foto profil -- kemudian klik "this is the album cover" lalu klik simpan/save... beres deh.. :)


* mungkin itulah sedikit tips and tricks dari mimin seputar interpals, jika ada pertanyaan silahkan tinggalkan komentar pada postingan ini. Dan jangan lupa untuk check beberapa postingan mimin lainnya ya, semoga bermanfaat dan menginspirasi ;)

Ooh iya, satu lagi. Jangan lupa klik salah satu iklan yang ada dipinggir blog (yang panjang) atau yang dibawah postingan ini ya! :) supaya mimin lebih semangat lagi buat upload postingan yang lebih seru dan menarik. Dan, jika teman-teman memiliki pengalaman yang menginspirasi, entah itu pengalaman dalam lingkup nasional atau internasional, bisa berupa lolos seleksi CPNS, atau lolos seleksi masuk ke PTN, juara olimpiade tingkat nasional atau internasional dsb. Kalian bisa kirim cerita pengalaman kalian ke email mimin, di febri.pratama50@gmail.com. Thanks!! ;) semoga pengalaman yang sobat whoopys share dapat bermanfaat bagi lainnya dan menjadi ladang pahala di akhirat nanti, aamiin!!

Saturday, 10 June 2017

BERTARUH NASIB UNTUK BEASISWA UNGGULAN




Assalamualaikum sahabat whoopys! apa kabar? :) mudah-mudahan sehat selalu ya.. aamiin.
 
kali ini, saya ingin share sedikit tentang rencana buat bertaruh nasib pada salah satu beasiswa dari pemerintah nih guys. Seperti yang tertera pada judul, mimin mau coba daftar Beasiswa Unggulan dari Kemdikbud. Bagi temen-temen yang belum tahu tentang beasiswa ini, silahkan temen-temen searching langsung lewat google, atau bisa klik disini. Sekedar pengenalan singkat saja guys, BU ini adalah beasiswa pemerintah yang ada dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hampir sama dengan LPDP, beasiswa ini meng cover biaya kuliah kita secara full, termasuk biaya buku, biaya hidup dsb. Tapi keunggulan dari Beasiswa ini adalah, program nya tak hanya boleh dilakukan sebelum kuliah, tapi untuk mahasiswa yang sudah kuliah (on-going) juga bisa daftar dalam program masyarakat berprestasi. Tak hanya untuk S1, tapi buat mahasiswa Pasca juga bisa ikut beasiswa ini, program Magister ataupun Doktoral.

Mimin minta doa nya ya guys, mudah-mudahan untuk batch 2 ini, periode 1 Juni - 31 Juli, mimin bisa lolos. Kalo semisalnya lolos, InsyaAllah mimin bakal posting lagi tentang pengalaman mimin dari mulai daftar hingga lolos, mimin bakal ulas tuntas buat berbagi sama temen-temen semua yang tertarik ingin mengikuti beasiswa ini tahun depan :) sekaligus mimin kasih tips and trik nya seperti pengalaman mimin waktu daftar S2 di UPI tahun kemarin. Karena, saya merasa bahwa pengalaman itu sangat penting, entah itu pengalaman dari orang lain, maupun pengalaman pribadi, sehingga kita bisa belajar dari pengalaman tersebut untuk introspeksi ataupun untuk memotivasi. Jadi, bagi temen-temen yang punya pengalaman baik itu pengalaman lolos seleksi beasiswa, CPNS dll. kalian bisa kirim ke mimin ya, bisa lewat email mimin febri.pratama50@gmail.com. Nanti bakal mimin posting di blog, dan mudah-mudahan pengalaman kalian tersebut dapat memotivasi banyak orang dan menjadi ladang pahala, aamiin...

Saturday, 3 June 2017

OPTIMISME BERPIKIR DAN BERTINDAK SESUAI “TUNTUNAN”

Telaah kritis pemikiran Herman Soewardi mengenai Implikasi Tauhid pada “life
 dalam buku Roda Berputar Dunia Bergulir
Oleh : Febri Fajar Pratama
=======================================================================
Hegemoni Barat
            Buku roda berputar dunia bergulir ini membuka cakrawala pengetahuan saya mengenai bagaimana sudut pandang unsur religiusitas dalam kehidupan berpikir serta bertindak. Kontemplasi dari hasil pemikiran mendalam mengenai bagaimana peran serta agama dan nilai pada campur tangan kehidupan serta pola pikir manusia dikupas secara mendalam dan tegas. Tidak terkesan menggurui atau bahkan memaksakan gagasannya. Mensintesakan ilmu yang dihubungkan dengan Agama (Islam), menurut saya tidak terlalu ambisius ataupun bersifat subjektif. Sebagai seorang muslim, tentunya saya percaya bahwa ilmu yang ada entah berasal dari barat ataupun timur, bermula dari keyakinan bahwa semua hal yang ada di dunia itu, tak berbentuk matter saja, namun juga metafisis. Ada latar belakang dimana sebagian besar manusia percaya bahwa semua kejadian yang ada di alam dunia ini tidak terbentuk dengan sendirinya. Artinya ada kekuatan lain diluar nalar serta akal manusia untuk menjelaskan setiap fenomena yang ada. Meskipun ada sebagian orang lagi yang berawal dari pemikiran para filsuf seperti Plato dan Aristoteles seperti memisahkan atau membersihkan paradigma dari magik dan agama sehingga menjadi rasional. Dari sinilah, muncul pendapat bahwa sebenarnya Ilmu itu hanya berbicara masalah rasionalitas yang empirik dan bebas nilai (value free), tidak dapat dicampur adukan dengan nilai-nilai religiusitas. Hal tersebut tentunya membuat saya yakin bahwa selama ini, hegemoni barat sangat kuat. Seperti dijelaskan oleh Herman Soewardi mengenai bagaimana barat memandang perjalanan sejarah dunia dilandaskan pada paradigma mereka. Mereka memposisikan diri sebagai kaum yang pertama berhasil untuk bangkit dan mendapatkan “Human Motivation” sebagai pelecut kebangkitan atas apa yang mereka perjuangkan demi dominasi terhadap semua hal, salah satunya dalam buku Herman Soewardi diistilahkan sebagai mabuk kemenangan yang menimbulkan “cognitive syndrome” bahwa mereka yang merasa paling jago dan hebat. Sejarah masa lalu yang berasal dari peradaban non-barat mulai diabaikan. Sekali lagi, “Human Motivation” menjadi inti utama bagaimana kaum barat dengan segala klaim nya memukul telak umat Islam dengan secara perlahan merubah nalar dengan tujuan memberantas transcendental-isme bahwa hal-hal yang sudah ditetapkan dulu bersifat “divine” (illahiah) yang tak dapat dijangkau dengan akal sehat. Sehingga, pemikir-pemikir muslim dan ilmu pengetahuan dari timur terkesan diberangus habis oleh faham yang barat-sentris. 

Kepemimpinan Islam dan masuknya periode 7 abad benar dan 7 abad salah yang menimbulkan kelemah karsaan.
            Islam sebagai kajian utama dalam mengkomparasikan bagaimana sistem yang dianggap baik sebagai contoh dari pengamalan nilai-nilai islam kedalam kehidupan diuraikan dengan begitu tajam. Berawal dari bagaimana masa kepemimpinan Islam pada jaman pra-Rasulullah hingga masa setelah Rasulullah wafat. Kisah sejarah tersebut, dianggap sebagai empirisasi dari wahyu-wahyu yang terkumpul dalam Al-Quran yang bersifat transcendental. Dalam pikiran Herman Soewardi, saya menangkap optimisme pada apa yang umat Islam yakini sebagai tuntunan dan keyakinan “believe”. Al-Quran membuat terang dan membuat jelas bagaimana umat muslim seharusnya bertindak. Perintah yang ada dalam Al-Quran adalah jelas. Apa yang dilarang dan apa yang diperbolehkan. Segala aspek kehidupan manusia sudah diatur di dalamnya dengan lengkap dan kaffah. Nabi Muhammad sebagai role model dari sikap dan prilaku yang harus dicontoh serta ditiru. Herman Soewardi memberikan perbandingan bagaimana barat dan Islam, dilihat dari kesamaannya yaitu kekuatan, ketabahan, ketekunan dan kejujuran. Sedangkan perbedaannya ialah bahwa Islam dilecut oleh ibadah kepada Allah, sedangkan barat dilecut oleh “self-interest”. Inilah yang membuat bagaimana dikatakan oleh Herman Soewardi adanya 7 abad salah dan 7 abad benar. Dijelaskan bahwa periode 7 abad benar ini terjadi dalam rentang waktu abad ke-7 hingga abad ke-13 yang dipimpin pada masa kekhalifahan (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali). Pada rentang waktu tersebut, Islam mengalami kejayaan, dimana semua umat muslim masih berpegang teguh pada Al-Quran sebagai pedoman hidup. Namun ternyata, ditengah-tengah rentang abad tersebut, yaitu abad ke-9 umat Islam “tergelincir” dalam cobaan dimana lahir pertentangan antara kaum muslim sendiri, terlebih pasca kepemimpinan Usman berakhir. Sehingga umat muslim pada saat itu sudah tidak lagi memegang teguh kekuatan dan persaudaraan. Kemudian pada akhirnya, umat Islam mengalami apa yang dinamkan dalam buku Herman Soewardi sebagai kelemah karsaan atau hilangnya “Human Motivation”. Pada masa ini, kemajuan umat Islam dalam bidang ekonomi, taktik militer, ekonomi, pertanian, astronomi, kemanusiaan dan nalar bebas masuk ke barat. Barat memegang kendali kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan modernisasi dengan memanfaatkan kemunduran Islam pada masa itu. Muslim harus mengakui “keperkasaan” kaum barat, bahkan sampai dengan saat ini. Sangat dirasakan betapa bagaimana kelemah karsaan ini tak hanya berhenti pada saat itu. Namun menjadi mengakar dan menjadi sebuah kebiasaan diantara kaum muslim yang menjalar ke dunia timur, bahkan sampai ke Indonesia. Inilah yang sebenarnya bisa menjadi bahan refleksi, sekaligus bagaimana kita memandang apa yang menjadi kelemahan kita dibandingkan dengan kaum barat. Saya tidak membenci pengaruh barat dalam bidang-bidang strategis seperti pengetahuan, ekonomi dsb. Namun bagaimana saya sebagai umat Islam merasa “tertampar” ketika membaca tentang keterpurukan umat Islam yang saya rasa kehilangan pijakan dan kehilangan kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan. Dampaknya apa? Dampaknya indoktrinasi mudah masuk. Sikap kelemah karsaan, budaya santai, atau “softculture” yang sempat dibahas dalam disertasi Prof. Dr. Dasim Budimansyah tahun 2001 menjelaskan bagaimana fenomena ini benar-benar tercermin dalam keadaan kehidupan masyarakat kita. Maka dari itu, sikap optimisme harus benar-benar dibangkitkan. Memulai kembali bagaimana kekuatan dan persaudaraan yang di empirisasikan oleh Rasulullah sebagai acuan dapat dijadikan landasan masyarakat Islam saat ini.

“BHINNEKA TUNGGAL IKA” SEBAGAI PEMERSATU BANGSA!

Oleh : Febri Fajar Pratama 
Indonesia, merupakan Negara yang baru berusia 71 tahun secara defacto dan dejure. Walaupun sejarah bangsa ini lebih dari ribuan tahun sudah tercipta, dari mulai abad kerajaan hingga kolonialisme. Munculnya Nusantara, sang Ibu Pertiwi saat ini tak lepas dari sejarah-sejarah tersebut yang akhirnya menciptakan sebuah bangsa besar, dengan beragam etnik, suku, bahasa, budaya dan agama. Letak geografi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta dikelilingi sejumlah gunung berapi aktif menyebabkan Negeri ini hanya memiliki 2 musim dan beriklim tropis, yang membuat Indonesia kaya akan tumbuhan hijau, palawija, rempah-rempah dan subur tanah nya. Hal inilah yang pada akhirnya membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak disinggahi oleh para pedagang ataupun para pelancong dari berbagai negara pada saat itu. Namun, kekayaan alam Indonesia yang melimpah serta rakyat nya yang sejahtera nampak menggiurkan untuk segelintir bangsa yang haus kekayaan melimpah dan SDA. Maka dari itu beberapa negara dari eropa seperti Belanda, Inggris, dan Portugis pernah menyambangi Negeri nan kaya ini dengan maksud untuk “berbaik” hati menjelajah negeri dengan memberikan tawaran kongsi dagang serta keuntungan pertukaran budaya dan pengetahuan. Walau pada akhirnya imperialism yang terjadi. Belanda menjajah selama 350 tahun. Bahkan setelah itu, jepang muncul dan mengaku sebagai saudara tua Indonesia yang ternyata tak lebih baik dari Belanda. 3,5 tahun cukup untuk membuat rakyat Indonesia tersiksa habis-habisan oleh sistem kerja paksa.
Mengenang masa-masa sulit itu, maka tak berlebihan jika bangsa ini adalah bangsa yang besar karena hasil jerih payah perjuangan dan pengorbanan para generasi sebelumnya yang rela mati demi terciptanya keadilan serta kemakmuran Negeri, walaupun pada nyata nya hal tersebut baru permulaan dari tantangan-tantangan masa depan yang lebih kompleks dan berat. Persatuan bangsa, keberagaman, serta tujuan bangsa Indonesia tak lepas dari yang namanya dasar negara, atau ideologi dasar yang dibuat oleh para founding fathers kita. Kita biasa menyebut falsafah bangsa kita dengan nama Pancasila. Pancasila ini tak hanya sekedar nama, ataupun inti dari sebuah pemikiran kebangsaan serta kenegarawanan Bung Karno, namun Pancasila sendiri tercipta dari filsafiah secara radikal dengan berdasar pada nilai-nilai yang terkandung dalam nilai religiusitas, keberagaman, kebermufakatan, keberadilan serta nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dalam buku mengalami Pancasila, Armada Riyanto mencoba untuk menjabarkan sedikit sejarah bagaimana bung Karno pada saat itu yang masih berusia 43 tahun mencetuskan pemikiran orisinilnya tentang Pancasila. Bung Karno muda dijelaskan menulis secara ekstensif mengenai konsep “Keindonesiaan” yang pada akhirnya merupakan konsep dari ideologi Pancasila pada tahun 1926 di Soloeh Indonesia Muda. Saat itu Bung Karno masih berusia 25 tahun. Humanisme bung karno merupakan humanism yang masih sangat murni, karena pada usia yang masih muda, pemikiran mengenai dasar dan konsep Pancasila belum dijamah oleh kepentingan politik serta kekuasaan.
            Pancasila lahir sebagai hasil pemikiran sintesa dari beberapa gagasan dan penolakan terhadap gagasan yang tidak sesuai. Banyak sekali faham pada saat yang sama menggempur dan menguji identitas nasional bangsa, tak terkecuali beberapa faham seperti komunisme yang sempat membuat dampak yang cukup besar pada stabilitas negara dan juga konsistensi terhadap ideologi bangsa. Kemudian dampak dari faham kapitalisme yang lebih menguntungkan kaum berada, serta liberalism yang ternyata saat ini tak terasa sudah mengancam ke Indonesiaan kita. Tak hanya sebatas bagaimana pemahaman mengenai ideologi lain yang mengancam, namun saat ini kita lebih dihadapkan pada bagaimana cara memelihara keberagaman dan persatuan bangsa melalui Pancasila. Pancasila tak hanya berisikan 5 sila yang menjadi pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun lebih dalam, Pancasila diibaratkan sebagai simbol pemersatu perbedaan yang ada dengan semboyan nya yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu itu. Bukan tanpa maksud semboyan tersebut lahir dan tercipta sebagai bahagian dari Pancasila. Namun semboyan itu hendaknya kita maknai sebagai pelecut atas keberagaman bangsa yang harus disatukan dalam ideologi dan kebhinnekaan. Sangat riskan sekali jika kita terlalu melalaikan keberbedaan dan keberagaman yang ada. Karena sedikit gesekan saja, tidak ayal dapat memicu api. Maka dari itu, sangat penting adanya jika filosofis dari semboyan bangsa ini tak hanya sekedar semboyan, namun juga bagaimana cara kita mengimplementasikan hal tersebut.
            Apalagi jika kita lihat fenomena saat ini, pada abad ke-21 dimana modernisasi dan globalisasi menjadi sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Maka bagaimana cara kita dapat menjaga pluralitas serta multikulturalisme yang ada menjadi kekuatan dan nilai tambah dari bangsa kita. Terlebih jika berbicara mengenai perbedaan baik dari sisi budaya serta agama. Saat ini, isu SARA nampak menjadi hal yang sangat disorot setelah adanya kasus mengenai pemimpin daerah yang berbeda agama dari kelompok mayoritas salah berucap, sehingga memicu kelompok umat tertentu tersebut untuk berunjukrasa. Hingga akhirnya muncul beberapa demo besar-besaran menolak agar adanya tindak lanjut lebih serius dari pihak kepolisian untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama. Hal tersebut sempat menjadi hal yang menyentuh bagaimana keberbedaan dan rasa toleransi itu diuji. Indonesia tidak dibangun oleh segelintir orang dengan etnik, budaya dan agama tertentu. Tidak ada hegemoni kelompok yang membuat Indonesia ini ada. Namun Indonesia lahir dari hasil perjuangan rakyat Indonesia itu sendiri, yang terdiri dari bermacam, suku, etnik, agama dsb. Maka alangkah bijaknya jika memang hal-hal semacam itu lebih dapat di musyawarahkan sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang santun dan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Tak perlu adanya intimidasi atau intoleransi dalam sendi sendi kehidupan bermasyarakat. Bahkan Almarhum K.H. Hasyim Muzadi pernah mengucapkan bahwa “Indonesia ini lebih mengetengahkan nilai-nilai agama daripada simbol-simbol agama, sehingga Indonesia ini sudah islam dengan sendirinya” dapat kita ambil hikmah dari ucapan beliau bahwa, negara kita bukanlah negara bersendikan syariat Islam namun pada dasarnya apa yang sudah dilakukan oleh bangsa indonesia itu sudah merupakan Islam itu sendiri. Sehingga jika kita dapat mengimani dan juga menerapkan secara betul Pancasila dengan semboyan nya itu, tidak perlu kita saling hujat dan saling hina, ataupun saling menyalahkan satu dan yang lain. Kita bangsa yang besar. Kita merdeka dengan tangan kita sendiri, tak elok jika kita harus berperang melawan bangsa sendiri. Bung Karno pernah memperingatkan kita akan hal ini, “perjuanganku lebih mudah, karena hanya mengusir penjajah, sedangkan perjuangan kalian nanti lebih berat, karena harus mempertahankan kemerdekaan”. Oleh karena nya, marilah kita benar-benar bisa menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan bersendikan Pancasila dan bernafaskan Kebhinekaan. Jangan ada perpecahan karena perbedaan, apalagi saling sikut antar sesama. Kita adalah satu, yaitu bangsa Indonesia. Tahun 1928 para pemuda pernah berikrar atas dasar perjuangan bangsa yang tidak boleh kita lupakan. Kita tinggalkan egoisme kita, dan kita bangkitkan semangat persatuan kita sebagai bangsa yang besar.

Sunday, 14 May 2017

NOVEL "SALAH JURUSAN" Bag. I

       Hallo sahabat whoopys, kali ini mimin akan memenuhi janji untuk posting novel yang mimin iseng buat, judulnya "Salah Jurusan". Novel ini sebenarnya belum jadi sih, tapi mimin mau coba upload buat mengetahui respon dari teman-teman, sekaligus minta saran, kritik ataupun koreksi yang membangun, soalnya ini pengalaman pertama mimin buat bikin sebuah novel. Rencana nya kalo dapet respon positif dari temen-temen, InsyaAllah mimin mau serius buat lanjutin, karena udah beberapa bulan mandeg nih.. he.. maklum, ketilep sama tugas kuliah, jadi males, trus nggak ada penyemangat juga, jadi tambah males. Mungkin dalam penulisan cerita awal ini, masih banyak kekurangannya, karena memang latar belakang mimin bukan anak sastra, jadi harap maklum ya sahabat whoopys.. he..
       Oke, novel yang mimin buat ini secara garis besarnya mengisahkan tentang seorang mahasiswa freshman nih, alias baru tingkat 1. Namanya Indra. Si Indra ini sangat antusias banget dengan debut pertama nya masuk kuliah. Karena memang dia udah nggak sabar buat menjalani hari-hari menjadi seorang mahasiswa. Di kampus, dia mendapat teman-teman kelas yang gokil dan nyebelin, dan malahan hari pertama masuk, dia "dikerjain" temen kelas karena tiba-tiba tanpa dia tahu, dia mendapati kalo dia dipilih jadi KM, walopun dia paling nggak mau kalo disuruh jadi seorang pemimpin, tapi apa daya, karena dia dibujuk teman sekelas, akhirnya dia harus ikhlas menerima. Indra selalu bermimpi untuk menjadi seorang ahli IT, karena memang dia punya passion di bidang IT, meski tuntutan orang tua, Indra harus jadi guru atau PNS. Maka dari itu, dia memilih untuk masuk jurusan Informatika. Kehidupan seorang Indra di awal debut pertama masuk kuliah dan di awal semester benar-benar dipenuhi dengan cerita-cerita menarik, terutama masalah percintaan. Ditengah galau nya dia karena ekspektasi yang salah terhadap jurusan yang dia pilih, hingga dia harus berpindah jurusan, dia juga harus menghadapi realita cinta yang pahit dan beberapa kesialan setiap kali ingin mencoba buat move on dari masa lalu nya. Lalu apakah si Indra bisa benar-benar move on dan mendapatkan cinta sejatinya? terus gimana ceritanya dia bisa salah jurusan? anda penasaran? sama, saya juga... haha..
       Nah Guys, disini mimin mau coba share bagian pertama dari novel mimin, mudah-mudahan banyak yang suka. Kalo kalian suka, tolong komen yahhh... :D



I
Pohon Rindang yang Meneduhkan

          Alarm handphone yang berdering kencang membangunkanku dari tidur nyenyak ku pada pukul 5 pagi tepat. Mataku yang tadinya terpejam, sekarang sudah mulai terbuka walau hanya sedikit. Mata ini masih terasa berat dan agak sulit untuk dibuka dengan lebar. Namun aku coba memaksakan diri untuk bangun dari tidurku dan duduk sebentar dipinggir ranjang dengan kantuk yang ternyata belum bisa sepenuhnya hilang. Setelah beberapa menit, aku coba untuk berdiri dan berkaca, ternyata mataku sudah mirip seperti orang tionghoa. Sipit sekali. Mungkin efek begadang semalam yang membuatku seperti ini. Semalam memang aku sengaja begadang untuk melihat pertandingan sepak bola. Karena malam tadi tim favoritku bertanding. Seandainya hari ini bukan hari istimewa, mungkin aku tidak akan bangun sepagi ini. Aku bukanlah tipe orang yang suka bangun pagi lalu berkegiatan dipagi hari dengan wajah berseri dan penuh semangat diiringi dengan ucapan “aku siap!! Aku siap!!”, aku bangun pagi hanya sekedar untuk melakukan shalat subuh lalu kemudian tidur lagi. Bangun pagi bukanlah gaya hidupku. Tapi untuk hari ini, adalah suatu pengecualian.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk kuliah, rasanya tak sabar untuk bertemu dengan teman-teman baruku yang sudah aku kenal sebelumnya pada kegiatan ospek 2 hari yang lalu. Sekarang aku sudah resmi menjadi seorang mahasiswa. Entah kenapa hari ini aku sangat bersemangat. Aku sengaja bangun pagi-pagi sekali, hanya untuk merasakan hari pertama menjadi seorang siswa yang maha, siswa dari segala siswa, siswa yang strata sosial nya paling tinggi dan dianggap sebagai cendekia sejati. Ya, akulah panji sang penakluk!!, ahh, maksudku, akulah sang mahasiswa!!.
Setelah beres mandi, akupun sibuk memilih OOTD (Outfit Of The Day) yang sekiranya cocok dan akan terlihat cool ketika aku gunakan. Aku bingung harus menggunakan pakaian seperti apa. Aku hanya ingin debut pertama kuliahku dapat meninggalkan kesan buat teman-teman baruku nanti. Dipikir-pikir, ternyata untuk masalah baju, lebih enak waktu masih sekolah dulu. Tidak usah bingung ingin menggunakan baju seperti apa. Karena dulu ketika sekolah, seragamnya sama. Tidak akan ada yang mengomentari penampilan kita.
Waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 dan aku masih bingung mau menggunakan baju apa. Mungkin ini hal konyol, tapi untukku, penampilan adalah nomor 1. Aku tidak bisa membiarkan debut pertamaku sebagai seorang mahasiswa berakhir dengan kesan buruk, khususnya pada penampilanku. Karena penampilan akan mencerminkan bagaimana dirimu serta karaktermu. Percaya atau tidak, hal yang paling pertama orang lihat ketika pertama kali bertemu adalah fisik dan juga penampilannya. Mungkin perkataan ini sedikit terkesan bahwa aku adalah seorang perfectionis yang hanya mementingkan fisik. Tapi, faktanya, memang seperti itu. Aku hanya bersifat realistis saja dan mencoba untuk tidak menjadi munafik.
Setelah hampir 20 menit berkutat memikirkan penampilanku hari ini, akhirnya aku mendapatkan outfit yang akan aku gunakan untuk pergi ke kampus nanti. Ya, aku akan menggunakan setelan yang casual, dengan kaos putih polos yang luaran nya menggunakan kemeja biru gelap bermotif kotak-kotak. Lalu bawahannya menggunakan celana jeans slimfit hitam. Dan untuk alas kakinya, aku coba menggunakan sepatu nike monokrom.
Bravo!! Aku sudah siap untuk pergi ke kampus. Semua sudah siap. Penampilan sudah rapi. Tapi tunggu, aku lupa untuk menyisir rambutku. Mungkin akan lebih menarik bila aku sisir rambutku ke arah kanan dengan sedikit gel rambut agar terlihat agak basah.
Oke, semua persiapan sudah beres, tinggal pergi ke kampus. Hari pertama ini, aku harus berada di kampus tepat pada pukul 07.30, dan sekarang sudah pukul 06.55, aku harus segera bergegas. Akan dibutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke kampus dengan menggunakan motor. Nampaknya aku sedikit menghamburkan waktu. Banyak waktu yang terbuang gara-gara sibuk dengan penampilan. Tanpa buang-buang waktu lagi, aku segera men-starter motorku dan bergegas berangkat menuju kampus.
*
Setelah menaiki motor selama kurang lebih 37 menit, akhirnya aku sampai dikampus juga. Ternyata aku sudah telat 3 menit. Tapi tidak apa-apa, yang penting aku sudah sampai dikampus, hanya telat 3 menit saja. aku segera membuka jok motorku dan mengaitkan helm ku lalu segera berjalan menuju kelas. Dari tempat parkir menuju kelasku tidak begitu jauh, karena memang kampus ku bukanlah kampus negeri ataupun kampus swasta yang memiliki luas lahan minimal 20 Hektar. Hanya dengan berjalan kaki tidak sampai 2 menit pun aku sudah sampai di depan kelas. Aku coba untuk membuka pintu kelas dengan perlahan, dan ternyata belum ada dosen yang masuk. Aku sedikit lega. Aku mengira dihari pertamaku menjadi mahasiswa ini, aku akan di caci maki habis-habisan oleh dosen karena terlambat. Mental ku masih belum siap menerima hal seperti ini. Aku masih membawa sifat dan juga karakter anak SMA. Belum bisa santai. Masih merasa saja bahwa aku sedang berada di SMA. ketika kita terlambat masuk kelas, maka kita akan di caci maki habis-habisan oleh guru. Aku lupa kalau sekarang aku sudah menjadi siswa yang maha. Akulah sang mahasiswa!!. Aku harus bisa sedikit demi sedikit merubah kebiasaan serta karakterku ketika di SMA. Aku harus siap untuk bisa berubah dan beradaptasi dengan cepat.
Keadaan dikelasku ternyata masih kurang begitu ramai, hanya ada setengah mahasiswa saja yang masuk. Aku tidak mengerti, padahal sudah jam setengah delapan lebih, tapi kelas belum penuh. ditambah, belum ada dosen juga yang masuk. aku sengaja memilih tempat duduk di baris pertama ujung kanan, karena memang dekat dengan pintu. Ternyata jadi mahasiswa itu enak juga ya, tidak usah rebutan tempat duduk. Tempat duduk pun dikhususkan untuk satu orang saja, dengan sandaran khusus untuk menulis disamping kanan bangku.
Dulu waktu SMA, aku harus berbagi tempat duduk dengan temanku. Satu meja panjang dengan 2 orang. Posisi seperti itu terkesan agak sedikit konvensional. Namun, dibalik kekonvensionalan nya, posisi tersebut ada bagus nya juga, karena memudahkan kita untuk mencontek dengan teman sebangku kita. Namun, sistem satu meja 2 bangku itu menurutku agak sedikit merepotkan dan membosankan juga sih. Karena terkadang kita diharuskan untuk memilih teman sebangku kita, dan hal itu bisa membuktikan karakter kita sebenarnya. Ada yang duduk nya ingin dengan orang yang pintar lagi, ada yang duduknya ingin dengan yang satu visi dan misi, ada yang duduknya ingin dengan orang yang disukai, ada yang duduknya ingin dengan teman dekat, bahkan ada juga yang duduknya ingin dengan gurunya. Nah, biasanya murid yang seperti itu duduknya sendiri, karena gurunya nggak mau duduk sama dia. Kalo aku sih, lebih fleksibel, duduk dengan siapa saja. Asal jangan duduk sama Limbad. Soalnya kalo duduk sama limbad, aku nggak akan bisa nyontek. Kebayang kan pas lagi ulangan. Mana ulangannya ulangan matematika. Pas nanya sama limbad. “Lim, nomer 2 jawabannya gimana bro?”. terus limbad jawab “hmmmmmm….” Terus aku nanya lagi “lim, yang bener dong!! Jawabannya apa?” terus limbad jawab lagi, “hmmmmmm…” karena limbad jawabnya Cuma “hmmmm” saja, akhirnya aku pukul kepala nya. Tiba-tiba ketika beres ulangan, aku muntah silet.
Pada saat aku sedang asik melamun tentang perbandingan masa SMA dan Kuliah. Tiba-tiba ada seorang yang mengetuk pintu kelas. Karena aku duduk paling pinggir dekat pintu, terpaksa aku yang harus membuka pintunya. Saat aku membuka pintu, ternyata ada sesosok pria dengan kepala agak botak, memakai kacamata, dengan perawakan yang kurang begitu tinggi dan perut yang buncit. Dari penampilannya, aku rasa dia adalah dosen yang akan mengajar dikelasku. Akupun duduk kembali dan mengeluarkan buku beserta peralatan tulis. Persiapan kalau kalau dosen itu memberikan materi. Dosen tersebut kemudian memperkenalkan diri di depan kelas. Ternyata namanya adalah Pak Saepudin, dia bilang kalau dia adalah wali kelas untuk tingkat IA. Aku baru tahu, ternyata di perkuliahan masih ada yang namanya wali kelas. Dia memberitahu bahwa untuk minggu pertama awal perkuliahan, belum ada materi perkuliahan. Jadi, minggu efektifnya dimulai minggu depan. Untuk minggu sekarang, hanya perkenalan para dosen mata kuliah saja.
Ternyata hari ini belum mulai perkuliahan. Aku tidak jadi menulis. Padahal aku ingin sekali menulis. Tapi tidak apa-apa sih. Padahal dalam hati aku sangat bergembira sekali mendengar perkataan bapak dosen tersebut, haha.
Setelah hampir 1 jam dosen tersebut berbicara. Akhirnya dia pun keluar dari kelas. Dan kelas pun menjadi gaduh kembali. Dihari pertama ini, aku bisa melihat dan menebak karakter teman-teman kelasku hanya dengan melihat tingkah laku mereka. Memang dikelasku ini mayoritas adalah wanita. Jumlah total mahasiswa ada 36 dan setengahnya lebih adalah wanita. Entah kenapa kelasku harus dipenuhi oleh banyak wanita. Sebenarnya tidak apa-apa sih kalau dikelasku banyak mahasiswi nya. Setidaknya aku jadi bersemangat buat kuliah. Tapi, aku tidak mengerti mengapa saat ini perbandingan antara wanita dan pria itu adalah 4:1 ? apakah memang laki-laki sudah mulai punah? Atau memang banyak para orang tua yang berharap anaknya adalah anak perempuan? Ya mungkin tujuannya agar setelah lulus SMA bisa langsung dinikahkan, supaya tidak membebani orang tua. Mungkin pemikiranku agak ekstrim, tapi ya itulah fenomena yang terjadi saat ini.
Karena dikelasku banyak perempuan, kondisi kelas sangatlah gaduh. Gaduh karena obrolan mereka yang entah apa, dengan nada suara yang agak tinggi dan keras. Ada yang sedang ngobrol tentang cowok nya, ada yang sedang ngobrol tentang pengalamannya waktu OSPEK, ada yang sedang ngobrol tentang bisnis online, ada yang sedang ngobrol tentang wali kelas yang tadi baru masuk, ada yang sedang ngobrol tentang temennya sendiri yang satu kelas, ada yang ngobrol tentang orang yang sedang ngobrolin mereka, dll. Kalo cowo nya, lebih pendiam. Mereka Cuma asik main laptop dan bermain game. Maklum, anak tekhnik informatika. Kalo nggak belajar hacking, ya main game online. Mungkin karena akses WiFi dikelasku memang bagus dan gratis. Ya iyalah gratis, fasilitas WiFi sudah termasuk uang awal kuliah.
Ternyata, anak-anak cowo dikelasku kurang aktif. Kalah sama anak-anak cewe nya yang agresif. Benar-benar kelas yang sangat kontras. Aku memilih untuk keluar kelas saja, menikmati sejuknya udara pagi dan suasana kampus. Mumpung masih bebas. Lagipula, belum ada dosen masuk. pada saat aku keluar kelas, aku melihat ada seseorang sedang duduk agak jauh dari kelas. Aku mengerecitkan sedikit kedua mataku untuk memastikan siapa orang yang sedang duduk dibawah pohon rindang sana. Sepertinya aku mengenalnya. Dia Nampak seperti teman kelasku. Untuk memastikannya, aku coba untuk menghampirinya.
Setelah aku hampiri, ternyata aku mengenal sosok tersebut. Dia adalah Ivan, teman sekelasku. Aku tidak tahu mengapa dia duduk terdiam dibawah pohon rindang sendirian. Dia ingin menghalangi jalan orang atau apa? Daripada sibuk berspekulasi, aku putuskan untuk menegurnya. Aku menyapanya dan duduk disamping nya.
“van!, sedang apa kau disini?”
“eh, kau dra. Aku sedang galau nih dra!”
 “galau kenapa kau van? Ini hari pertama kita masuk kuliah, masa kau sudah galau. Memangnya galau gara-gara apa?”
“aku diputusin pacarku dra”
 “hmmmmm… kirain rumahmu kebakaran atau apa, ternyata Cuma diputusin cewe doang. Udah nggak usah galau, cewe masih banyak van”
“ahh, kau tidak mengerti dra. Dia itu cinta pertamaku”
ivan bercerita tentang kegalauannya dengan wajah yang terlihat agak serius. Akupun mencoba untuk mendengarkan semua cerita galaunya dan mencoba mengerti keadannya, walau sebenarnya aku tidak peduli.
“memangnya kau putus sama pacarmu karena apa van?”
“cewekku selingkuh dra” mata ivan sedikit berkaca-kaca.
“sama siapa? Teman mu?”
“sama bapak ku dra!”
 “Astagfirullah… yang bener kamu van, masa?”
“ya enggalah dra!! Bukan sama bapak ku, tapi sahabat ku sendiri. Sahabatku itu nikung aku dra”
 “lahhh, aku kira pacarmu selingkuh sama ibumu. Yaudah van, ikhlaskan saja, jodoh nggak akan kemana kok, pacarmu pasti nggak akan kembali sama kamu”
 “loh? Kok gitu dra? Kan harusnya kalo jodoh pasti kembali”
“iya, maksudku itu van. Sensitif banget sih.”
Setelah mendengarkan curahan teman kelasku yang tidak penting. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Tentunya dengan membawa Ivan. Karena aku khawatir dia akan bunuh diri dengan cara gantung diri dipohon. Aku tidak tahu harus sedih atau tertawa. Karena betapa konyolnya dia kalau benar-benar bunuh diri dengan cara gantung diri diatas pohon Cuma gara-gara wanita. Ahh… wanita, akupun sering mengalami hal menyakitkan dengan yang namanya wanita.
Aku dan Ivan kembali menuju kelas. Namun di dalam kelas, ada yang aneh. Tiba-tiba aku lihat di papan tulis sudah ada namaku dengan tanda tally seperti bekas pemilihan umum atau apalah itu. Ada 3 nama di papan tulis itu, dan salah satunya adalah namaku. Aku bingung dan heran. Teman-teman mengucapkan selamat padaku. Entah apa yang terjadi. Aku coba bertanya pada mereka. “teman-teman. Ada apa ini? Kok ada namaku di papan tulis? Sama ada hasil voting segala. Apaan tu?”, kemudian salah satu temanku merespon pertanyaanku. “kamu jadi ketua kelas dra.” Akupun terdiam dan terkejut. Konspirasi macam apa ini? Apakah aku dijebak? Aku cuma keluar 45 menit. Itupun gara-gara aku harus mendengarkan curahan hati si Ivan kampret yang ngobrolin cerita galau nya yang bikin aku ingin muntah. Tidak, ini tidak benar. Seharusnya mereka memberitahu aku jika aku hendak dicalonkan menjadi ketua kelas. Akupun mencoba protes kepada mereka. “teman-teman. Mohon pengertiannya, saya tidak mencalonkan diri sebagai ketua kelas, dan juga tidak ingin menjadi ketua kelas. Kenapa kalian memilih saya?”, salah satu perwakilan kelas menjawab. Kali ini yang menjawab adalah Cinta, ketika masa OSPEK, dia memang orangnya pinter ngomong dan juga supel. Walaupun tidak ada orang yang bertanya padanya, dia tidak segan-segan bertanya dan menyapa orang-orang di sekitarnya. Antara supel sama agak-agak hyperaktif dan agresif. “dra, kami percaya sama kamu. Kamu tu orangnya punya jiwa pemimpin! Keliatan banget pas OSPEK kemarin. Kamu jadi pemimpin kelompok kita.” Wah, gila nih cewe. Iya sih waktu OSPEK, aku sempet jadi ketua kelompok. Tapi jadi PLT aja, karena temenku yang jadi ketua waktu itu pingsan, gara-gara kepleset kulit pisang yang dibuang Cinta. Karena waktu itu dikelompok ku Cuma ada 2 orang cowok dan sisanya perempuan. Makannya aku terpaksa jadi ketua. “mhhh.. cinta, kan waktu itu aku cuma jadi pemimpin kepaksa.”, “tapi kamu pantas untuk jabatan ini dra, aku percaya kamu. Udah ganteng, tinggi, putih, berjiwa pemimpin lagi. Temen-temen juga pada setuju.” Duh, bener-bener kampret nih si cinta. Main giring opini publik segala.
Karena banyak desakan temen-temen yang menginginkan aku jadi KM (Ketua Kelas), terpaksa akhirnya aku menyetujui permintaan mereka. Memang tadi wali kelas sebelumnya sudah menginstruksikan untuk segera memilih KM, tapi aku tidak menyangka mereka merencanakan hal jahat untuk menjebakku. Haduh, hari ini benar-benar kacau. Aku paling benci bila harus menjadi seorang ketua atau pemimpin. Karena aku tidak ingin memerintah orang lain atau harus diberikan tanggung jawab atas sesuatu yang tidak aku inginkan. Padahal kalau aku lihat perolehan suara di whiteboard perbedaan suaranya sangat terlihat jelas sekali. Dari 36 orang, yang tidak memilih aku hanya 10 orang saja. lalu 2 orang lagi yang dicalonkan sebenarnya buat apa? Apa Cuma buat formalitas aja?. Benar-benar teman-teman yang berbahaya, politiknya bermain.
Meskipun hari ini aku harus menerima nasib sebagai KM, tapi aku harus semangat. Karena aku harus berubah, tidak boleh selalu mengeluh dan menyerah pada keadaan. Aku harus buktikan pada orangtuaku kalau aku bisa jadi sukses dengan pilihanku sendiri. Aku pasti bisa!!. Selama ini orangtua ku selalu mengarahkan aku untuk menjadi seorang PNS. Ayahku adalah seorang Guru Matematika, sedangkan Ibuku adalah guru Fisika. Benar-benar pasangan eksak sejati. Mereka memang pasangan serasi. Setiap ngobrol pun penuh dengan perhitungan. Karena ayahku seorang guru matematika, dia selalu menghitung peluang diriku untuk menjadi orang sukses. Jika sedang kesal padaku, dia menyuruhku untuk menyelesaikan soal sistem persamaan linear. Bila tidak bisa, maka aku tidak boleh memutuskan masa depanku sendiri. Kemudian ibuku juga, dia penuh perhitungan. Terutama bila memberiku uang jajan. Dia lebih khawatir bila harga bahan pokok naik, atau harga tas yang Cuma beda 5000 perak. Ketimbang khawatir anaknya kelaparan gara-gara uang jajan kurang. Aku benar-benar benci pelajaran eksak. Sejak SD pun aku sudah tidak suka dengan pelajaran eksak seperti Matematika dan IPA. Ditambah ketika SMP dan SMA, mata pelajaran sudah mulai mengkerucut menjadi disiplin ilmu yang terpisah. Ada Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dll.
Sebenarnya aku ingin sekali menjadi ahli IT. Bisa punya perusahaan komputer sendiri. Bisa punya OS (Operating System) dengan brand sendiri. Seperti halnya Bill Gates dengan Windows nya. Atau Steve Job dengan Mac OS dan IOS nya. Aku selalu terinspirasi oleh orang-orang seperti mereka. Kehidupan mereka yang penuh tantangan dan keprihatinan, akhirnya mengantarkan mereka menjadi orang sukses. Dan juga, rata-rata orang yang berkecimpung di dunia IT, memiliki masa depan yang cerah. Maka dari itu ketika aku SMP dan juga SMA, aku selalu mendapatkan nilai TIK yang tidak pernah kurang dari nilai 90.
Akhirnya perkuliahan selesai. Aku bisa pulang dan kembali ke rumah. Hari ini hanya ada 3 orang dosen saja yang masuk kelas. Dan itupun sekedar perkenalan saja. sejauh ini, aku sangat menikmati hari-hari dikampus. Walaupun ada sedikit kejadian yang bikin aku agak kesal. Tapi, itu bukan halangan untuk tidak menikmati masa-masa kuliahku.
Ketika aku sedang berjalan menuju kendaraan ku untuk segera bergegas pulang. Tiba-tiba ada sekumpulan teman-teman kelas yang sedang berkumpul dibawah pohon rindang tempat temanku Ivan yang tadi sempat melamun disitu meratapi nasibnya yang malang karena wanita. Mereka memanggilku untuk ikut bergabung dengan mereka. Sebenarnya aku malas, tapi tidak ada salahnya sedikit berkelakar bersama mereka. Mungkin dengan ini, aku bisa akrab dengan mereka.
“dra, ayo kesini!. Gabung dengan kita. Kita ngobrol-ngobrol bentar. Jangan dulu pulang”, “iya. Aku kesana!”, jawabku sambil sedikit berteriak dari kejauhan.
“diem dulu disini dra. Udara sedang panas. Ngapain buru-buru pulang. Mending kita ngobrol-ngobrol disini. Enak nih kumpul disini. Hawa nya adem.” Ucap Cinta sedikit terbata-bata karena dia sedang kepedesan rujak bebeg.
“cinta, bibirmu sampai merah begitu. Kayak batu merah delima.”
“iya nih dra. Aku kepedesan. Gara-gara rujak bebeg. Cabe rawitnya kebanyakan. Beliin aku minum dong dra.”
“enak aja. Baru juga dateng kesini disuruh beliin minum.”
“ayolah dra. Bentar aja. Aku kepedesan nih. Cuma kedepan aja bentar. Kan kamu baik dra. Udah baik, cakep lagi.”
“iya, iya, aku beliin. Mana uang nya?”
“ini dra. Sekalian sama beliin batagor ya dra.”
“buset, ni orang nyuruh nya nggak tanggung-tanggung ya. Ayo mau beli apalagi? Mumpung aku masih disini. Mau sekalian aku beliin sianida nggak?”
“ooh iya dra, sama sianida nya satu. Tapi jangan pedes ya!”
Pada saat cinta memintaku untuk membelikannya minum, tiba-tiba Ivan juga menitip sesuatu padaku. Kebetulan ivan juga ikut nongkrong dibawah pohon rindang.
“dra, aku nitip tissue ya.”
“OMG, buat apa van?”
“buat mengusap air mataku ini dra. Aku masih galau!.”
“wah, galau parah ni orang. Yaudah, aku kedepan dulu bentar ya. Nanti aku balik lagi kesini.”
Akupun berjalan kedepan untuk membeli minuman dan juga titipan dari teman-temanku. Padahal aku ini KM, tapi nggak ada harga diri nya sama sekali. Malah jadi pesuruh kayak gini. Ya memang begitulah teman-teman baruku. Aku harus cepat beradaptasi dengan kelakuan mereka.
Ketika aku sedang membeli batagor di depan kampus. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang teman SMA ku yang berbeda jurusan denganku. Mereka berasal dari Fakultas Hukum. Mereka memang teman dekatku selama aku di SMA. bahkan sudah aku anggap sebagai sahabatku.
“Indra!! aku kangen kamu.” Teriak Rega dari kejauhan sambil berlari dan memegang kedua pipiku sehingga bibirku terlihat seperti ikan lohan yang ada di aquarium. “hai ga, apa kabar? Aku juga kangen kamu. Minggu depan kita main yu.” “iya dra, ayo kita main bareng. Atau kalau enggak, kita jogging aja minggu depan bareng sama Rivan di lapang prawatasari. Gimana?”, “oke, ayo ga. Hari Minggu jam 7 ya.” “oke dra, siap.”
“hai dra!.” Tegur Rivan yang baru menghampiriku.
“woi van. Kau sekelas sama rega?”
“iya dra. Sial banget aku harus sekelas sama si rega. Tiap hari Cuma digangguin mulu sama dia.”
“yee, jahat banget sih kamu van. Kamu juga suka minta bantuan ke aku kalo lagi berantem sama pacar.” Balas Rega.
“iya iya ga, aku beruntung banget bisa sekelas sama kamu.”
“nah, gitu dong van. Eh van, minggu depan ayo kita jogging bareng sama indra di lapang prawatasari. Mau nggak?”
“wah, manteb tuh. Sekalian cari mangsa. Haha.”
“ayo dra, minggu depan kita jogging. Sambil cuci mata.”
“oke van, siap!!. Yaudah, aku tinggal dulu ya. Temen-temenku lagi nungguin nih. Sampai ketemu minggu depan.”
Akupun pergi meninggalkan kedua sahabatku itu dan segera bergegas menuju teman kelasku yang sedang menungguku. Setelah beberapa menit berjalan, akupun sampai. Cinta pun langsung mengomel karena lama menunggu. “dra, lama banget sih kau. aku kepedesan banget nih.” “maaf cin, tadi aku ngobrol dulu sebentar. Habis ketemu sama temen lama.” “yaudah, mana air mineralku?”, “ini, jangan buru-buru minumnya, nanti tersedak kau.” cinta pun langsung meraih botol air mineral yang hendak kuberikan dengan cepat.
Akupun duduk dibawah pohon rindang dan berkelakar dengan teman-temanku. Entah berapa lama aku berkelakar. Waktupun tak terasa. Hari ini aku merasa aku dapat mengenal teman-temanku lebih baik. Meskipun ini hari pertama aku masuk kuliah. Tapi seperti aku sudah lama sekali mengenal teman-teman kelasku. Canda tawa dan obrolan tak berguna mencairkan suasana di siang yang terik ini. Ya, dibawah pohon rindang ini, kami memulai keakraban kami.
Setelah lelah mengobrol, aku dan teman-temanku pun memutuskan untuk segera pulang kerumah. Akupun segera beranjak dan berjalan menuju halaman parkir dimana aku menyimpan motorku. Ditengah perjalanan. Aku tak sengaja berpapasan dengan Windy, Puji dan Hestia, dari kelas I C. “eh ada mas Indra!.” sapa windy. Akupun berhenti sejenak dari langkahku dan balik menyapa mereka.
“hai windy, Puji, Hestia. Mau pulang?”
“iya dra, tapi kami mau main dulu kerumah Puji. Mau ikut nggak?” tanya windy.
“ahh, enggak win. Nanti aja kapan-kapan.”
“ayo dong mas, kita main. Kita jalan-jalan” tiba-tiba windy menggandeng tanganku dan mengibaskan sedikit rambutnya kearahku.
“buset, itu rambut kena muka woyy!!”
“iya dra, ayo ikut kerumahku.” Timpal Puji.
“iya, nanti aja ya. Kapan-kapan kita main.” Jawabku dengan sedikit senyuman.
“ooh, yasudah kalau begitu. Kami duluan ya dra.”
“oke, hati-hati!.”
Merekapun pergi. dan aku segera melanjutkan langkahku menuju motorku. Ku ambil helm, lalu kemudian menyalakan motor dan pergi. hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Setelah sampai dirumah. Aku membuka sepatu dan segera menuju kamar untuk rebahan. Tak terasa mataku tiba-tiba sangat berat. Semakin aku paksa untuk terbuka, semakin berat mataku. Mataku terpejam. Pikiranku melayang entah kemana. Semua terlihat hitam. Namun ada cahaya terang di depan. Cahaya apa itu? Aku penasaran. Aku hampiri cahaya itu.
Cahaya itu semakin terang. Semakin aku dekati semakin jelas cahaya itu. Namun ditengah cahaya itu ada bayangan. Aku coba berlari ke arah cahaya itu dan mencari tahu siapakah dia. Bayangan itu terlihat semakin jelas. Aku kenal wajah itu. Wajah itu adalah wajah wanita pujaanku. Wanita pujaanku yang pernah mengkhianatiku. Siapa orang yang ada disampingnya? Siapa dia?. Aku berlari semakin kencang dan mencoba meraih bayangan itu. Namun bayangan itu ditarik oleh bayangan lain lalu kemudian menghilang. Tak sempat aku menyentuhnya. Namun dia pergi. tiba-tiba lantai yang aku pijak retak dan membuatku terjatuh dalam lautan. Aku tenggelam. Aku tak bisa berbicara. Dadaku sesak. Diatas permukaan laut aku lihat sesosok wanita yang mengulurkan tangannya untukku. Namun ketika aku ingin meraihnya, ada seekor hiu yang tiba-tiba datang menghampiriku dan memakanku.
Seketika itu aku teriak dan langsung terbangun. Ternyata aku tadi bermimpi. Tak lama setelah terbangun. Ada yang mengetok pintu kamarku. “dra, ayo bangun!. Sudah mau maghrib!.” Ternyata itu suara ibuku. Benar-benar mimpi yang aneh. Kenapa aku teringat dia. Ahh, seharusnya aku tak mengingatnya.
***

Thursday, 20 April 2017

PENTINGNYA MOTIVASI DAN MOTIF DALAM DIRI

Assalamualaikum sahabat whoopys :)
 
          Kali ini, mimin ingin posting mengenai betapa pentingya Motivasi dan juga Motif dalam diri. Kenapa mimin coba membahas tema ini? karena memang menurut mimin, motivasi dan motif itu penting guys. Motivasi dan Motif ini sangat berperan penting dalam kehidupan kita, terutama ketika kita sedang kehilangan semangat dan juga rasa optimis dalam menghadapi sesuatu, entah itu masalah sehari-sehari, kehidupan sekolah, kehidupan kampus, kehidupan keluarga, kehidupan kerja dll. Kadang ketika kita sudah stuck dan sulit untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, kita selalu berputus asa dan merasa bahwa masalah yang kita hadapi ini terlalu berat. Bahkan, kita suka memposisikan diri sebagai orang yang merasa terdzolimi dan menjadi korban "play victim", entah korban orang lain, atau bahkan korban dari ketidak adilan Tuhan, Naudzubillah.. jangan sampai kita menyalahkan Tuhan ya guys. Yakinlah bahwa semua ujian yang diberikan Tuhan semata-mata hanya untuk melihat keimanan kita dan juga untuk meninggikan derajat kita. Jadi kita harus bisa merubah mindset kita bahwa, setiap ujian yang diberikan Tuhan, adalah wujud kasih sayang Dia kepada kita. Kita juga harus bisa melihat bahwa masih banyak orang-orang yang ternyata mendapatkan ujian serta cobaan lebih berat daripada kita.
 
Sumber : Amazonaws.com
 
          Nah, sekarang kita kembali kepada Motivasi dan Motif. Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai motivasi dan motif, alangkah baiknya jika kita memisahkan dulu kedua istilah ini guys. Karena pada dasarnya kedua istilah ini tidaklah memiliki arti yang sama. Secara harfiah, "Motivasi" dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul dari luar, sedangkan Motif itu dorongan yang timbul dari dalam. Secara lengkap nya, kita dapat lihat arti kata keduanya dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Menurut KBBI, Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; Sedangkan Motif dalam artian psikologis, memiliki arti dorongan, keperluan, atau keinginan yang tidak perlu disertai perangsang dari luar. Nah, dari dua pengertian tersebut dapat kita bandingkan perbedaan antara motivasi dan juga motif. Jika merunut pada teori psikologi, maka Motivasi dan Motif ini lebih kompleks, memiliki arti yang berbeda, tetapi saling terkait satu dan yang lain. Hal ini dapat dimaksudkan bahwa motivasi berawal dari adanya motif, karena dorongan itu timbul dari dalam untuk meraih tujuan yang ingin dicapai dan diharapakan, dan jika motif tidak cukup kuat untuk dapat mendorong tindakan, maka faktor ekstern dapat menjadi prangsang tindakan dan menguatkan motif yang ada dalam diri. Jika teman-teman membaca buku psikologi atau pernah belajar psikologi, pasti sangat-sangat paham tentang apa yang tadi mimin ungkapkan, meskipun apa yang mimin ungkapkan hanya sedikit saja dan tidak mendalam (maklum, bukan mahasiswa psikologi, he...) tapi cukup untuk sedikit menjelaskan makna dari Motivasi dan Motif ini.
 
Sumber : setiafurqon.com
 
 
          Oke baiklah. Kita coba bahas dulu mengenai Motivasi. Bagi kalian yang mungkin pernah mengalami masalah ataupun rasa tidak percaya diri dan juga sulit untuk dapat bangkit dari keterpurukan, pastinya ingin sekali mendapat sebuah masukan dan wejangan yang membuat kalian semangat kembali. Hal tersebut biasanya kalian dapatkan dari orang lain. Ya, orang lain tersebut dapat diartikan sebagai seorang "Motivator" yang memotivasi diri kita agar kita semangat lagi dan melupakan masalah yang menimpa kemudian berbalik untuk dapat maju dan menghadapi semuanya. Orang lain itu bisa guru kita, orang tua kita, adik kita, saudara, ataupun sahabat kita. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita tidak akan bisa hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain, termasuk dalam konteks bagaimana kita menyikapi kehidupan ini. Kita tidak bisa berjalan sendiri, kita butuh orang lain, dan kita juga butuh penyemangat untuk dapat melecut jiwa kita agar terus berusaha. Hal ini bisa dinamakan sebagai "Motivasi". Sedangkan "Motif" seperti yang tadi mimin sampaikan sebelumnya, bisa kita dapatkan dari dalam diri sendiri. Kedua hal ini sangat berpengaruh terhadap tindakan yang nantinya kita lakukan. Dan nanti dari apa yang disebut Motivasi dan Motif ini terhubung pada apa yang dinamakan ID, Ego maupun Super Ego. Teori dari Sigmund Freud ini menjelaskan dan membahas mengenai apa itu ID, Ego dan Super Ego. Sederhana nya, ID bisa kita sebut sebagai naluri "liar" yang ada dalam diri manusia seperti misalnya naluri dasar untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan berbagai cara, tidak ada cara baik atau salah, semua dilakukan atas dasr naluri dan sifat dasar manusia sebagai makhluk yang hanya berorientasi pada bagaimana caranya bertahan hidup. Sedangkan EGO, hampir sama dengan ID, namun dalam fase ini manusia sudah tahu bagaimana cara mengontrol ID, dan yang terakhir adalah Super Ego, Super Ego ini dapat kita artikan sebagai "Hati Nurani" yang menjadi pengontrol tindakan diluar batasan dari nilai-nilai dan sudah mengenal mana hal yang baik dan yang tidak baik. Guys, tentu itu semua adalah teori, yang mana teori itu bisa kita ikuti ataupun tidak, bisa kita anggap benar ataupun tidak, karena pada dasarnya teori merupakan sebuah pandangan, gagasan, konstruksi serta konsep berdasar pada fenomena yang ada. Namun, jika berkaca pada teori-teori tersebut, tentunya Motivasi dan Motif yang berusaha dijelaskan oleh manusia itu sendiri merupakan hal yang patut kita pikirkan juga bersama. Jika Motivasi dan Motif yang kita dapat tidak berdasar pada hal-hal baik dan sesuai dengan norma ataupun nilai-nilai, maka tidak menutup kemungkinan output yang ditimbulkan pun menjadi tidak baik. Karena Motivasi dan Motif itu tidak melulu tentang hal-hal baik, jika kita sering mendengar berita, kadang kita suka mendengar ada kata "motif kejahatan" yang berarti kejahatan itu muncul dari dalam diri yang tidak terkontrol.
 
Sumber : tipspengembangandiri.com
 
          Hendaknya, kita jangan mudah putus asa, mudah terpengaruh atau terlalu bergantung pada orang lain. Motivasi itu penting, namun Motif juga tak kalah penting nya. Karena jika kita terlalu bergantung pada orang lain untuk mendapatkan Motivasi, atau terlalu mengandalkan orang lain untuk dapat membuat perubahan pada diri kita, maka ketika kita kehilangan Motivator tersebut, kita tidak akan bisa bangkit dan merasa sangat kecewa, sehingga rasa pesimistis akan dengan mudah menghantui. Begitupun juga dengan Motif. Jika kita sangat mengandalkan Motif dan tidak menerima masukan dari orang lain, maka kita akan terjerumus kedalam kesombongan dan rasa percaya diri yang berlebihan. Maka dari itu semua harus kita seimbangkan. Tak hanya membangkitkan Motif dalam diri, namun juga mencari Motivasi yang akan menjadi rangsangan lebih pada kepercayaan diri dan tindakan yang akan kita ambil nantinya. Jadi guys, bagi kalian yang sedang terpuruk, bingung, kurang rasa percaya diri dan merasa bahwa kalian tidak sanggup menghadapi masalah yang ada. Coba kalian renungkan lagi, berpikir lagi, bangkitkan rasa percaya diri dalam diri dengan Motif yang ada pada diri kalian, menerima masukan dari orang lain dan cari Motivasi yang akan membuat kalian bisa lebih percaya diri serta belajar dari pengalaman orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah, mendekatkan diri pada Sang Pencipta :)

Guys, terus semangat! jangan mudah putus asa, jadilah penerang, berbagilah untuk sesama, dan raih apa yang ingin kalian capai dengan kerja keras, usaha serta doa.
 
I'm Febri Pratama, Au Revoir!! ;)
 
 
 
 

Iklan