Hai sahabat whoopys, kali ini mimin ingin posting mengenai sesuatu yang mungkin sahabat whoopys juga pernah alami dan rasakan, yaitu tentang bagaimana potensi otak manusia yang kita miliki saat ini. Apakah setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan memiliki kemampuan otak yang sama? Dan jika melihat fenomena tentang beberapa manusia yang dalam sejarahnya memiliki kecerdasan otak diatas rata-rata dan bahkan dikatakan jenius, memang berdasar pada faktor genetika semata, atau karena pemanfaatan secara maksimal dengan cara optimalisasi otak? Hal ini tentunya sangat menarik untuk kita bahas bersama, karena terkadang mimin suka merenung dan bertanya-tanya seputar bagaimana otak manusia ini bekerja, mengapa ada dikotomi antara orang yang dikatakan cerdas dan dikatakan bodoh, jika memang manusia dibekali kemampuan otak yang sama secara lahiriah, mengapa setiap manusia tidak bisa menjadi orang yang pintar dalam segala hal dan memiliki kemampuan yang sama juga dengan orang yang dikatakan sebagai orang pintar atau jenius?
Mari Kita Bahas
Mungkin sahabat whoopys ketika di sekolah pernah mendapati teman satu kelas atau satu sekolah yang digolongkan pada siswa yang pintar. Setiap semester selalu mendapatkan ranking pertama, selalu aktif dikelas, dan tidak pernah absen untuk bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti. Tidak ada yang aneh dengan mereka yang digolongkan sebagai murid pintar, namun terkadang bagi mimin, ini hanya pendapat pribadi mimin waktu sekolah dulu, dari sudut pandang siswa yang biasa-biasa aja disekolah. Mimin men-judge dan berpikir bahwa mereka yang digolongkan sebagai murid pintar memang pintar dari sana nya. Dalam artian bahwa sedari lahir juga mereka sudah pintar. Secara ilmiah nya, mereka sudah pintar karena faktor genetik/memiliki kemampuan lebih, dan secara religius, mereka memang mendapatkan sebuah gift atau anugerah dari Allah SWT. Yang memang dibekali kepintaran lebih untuk berpikir. Mengapa mimin bisa berpikir demikian? Karena entah mengapa, kemampuan kognitif mereka untuk menghapal dan atau memecahkan sebuah masalah diatas rata-rata orang biasa. Seseorang yang dianggap pintar, yang diberikan kelebihan dengan hapalan yang kuat, terkadang hanya dengan melihat dan menghapalkan beberapa menit saja sudah hapal, dan melekat kuat. Atau yang diberi kelebihan untuk berpikir pada tingkatan kompleksitas angka dan pemecahan masalah, diberi soal sesulit apapun, mereka bisa mendapatkan solusi dan pemecahannya. Dan mimin merasa, seseorang seperti mimin pada saat itu, mungkin tidak bisa melampaui mereka, meski belajar 24 jam non-stop sekalipun, ataupun belajar setiap hari tanpa henti, hal yang dihapalkan dengan susah payah, dengan sangat mudah terlupa. Dan soal matematika yang sudah diketahui cara pemecahannya, ketika diberikan lagi soal baru, sulit sekali untuk bisa mencari solusi nya, jika pun bisa, harus melalui proses yang lama. Mimin merasa memang kemampuan mimin hanya sebatas orang-orang biasa yang tingkatannya hanya serata-rata air saja. Meskipun banyak orang berkata bahwa, tidak ada manusia yang unggul disegala bidang, semua punya kemampuan masing-masing dalam bidang yang memang dikuasai dan sebagainya. Tapi mimin tetap merasa bahwa, apa yang mimin bisa dan lakukan tidak bisa melebihi kata “biasa”, tidak ada suatu hal luar biasa yang bisa dilakukan. Terkadang mimin berpikir bahwa dalam skenario-Nya, mimin bukan seseorang yang diberikan amanah sebagai orang yang memiliki kemampuan lebih dan luar biasa. Terlahir hanya sebagai orang biasa dengan kemampuan biasa. Namun meskipun begitu, rasa syukur tidak pernah terlupa… karena bagaimanapun, Allah menciptakan segala sesuatunya bukan tanpa alasan, dan nikmat hidup yang sudah mimin dapatkan dari lahir sampai saat ini sudah lebih dari cukup. Bagaimana dengan sahabat whoopys? Pernahkah kalian berpikir seperti itu?
Kembali pada premis awal tentang semua manusia memiliki kemampuan otak yang sama, dan berpotensi untuk menjadi jenius. Benarkah demikian? Apakah manusia bisa memaksimalkan potensi otak nya secara penuh? Tentunya bisa. Karena secara ilmiah, otak kita ini terdiri dari milyaran sel, bahkan hingga trilyun. Bahkan dengan kemampuan otak yang dimiliki manusia tersebut, di prediksikan bahwa manusia bisa menyimpan sangat banyak data, melebihi kemampuan komputer paling canggih saat ini dalam menyimpan data. Mungkin bisa milyaran data, atau triliunan data yang dapat disimpan dalam memory otak kita. Hanya saja, secara praktek hal tersebut belum bisa dibuktikan secara ilmiah, karena otak kita memiliki keterbatasan (karena setiap hal baru yang masuk kedalam memory otak kita akan memberikan “garis” ingatan yang harus terus di stimulus, jika tidak, maka akan semakin rendah lalu kemudian menghilang). Ada juga yang berpendapat bahwa manusia sebenarnya hanya memanfaatkan 10% kemampuan otak nya, meskipun pada akhirnya pernyataan tersebut hanya sekedar hipotesa yang keakuratannya sangat diragukan. Pernyataan tersebut lahir dari hasil penelitian terdahulu, dimana otak kita sebenarnya memiliki potensi untuk dapat dikembangkan 100%, yang digunakan hanya 10% saja dan 99% nya hanyalah berupa silent cortex. Artinya, 99% otak yang pasif itu dapat dioptimalkan sehingga manusia dapat memiliki kemampuan berpikir yang sangat luar biasa. Kalo kita cermati pernyataan tersebut, berarti jika kita bisa nge-unlock itu yang 99% kita bisa punya kekuatan super dong? :O Einstein yang segitu pinternya dianggap baru pake 10% kemampuan otaknya, gimana kalo 100% ? bisa bikin bumi kayaknya.. haha..
Jika kita mengetahui hakikat dari ilmu pengetahuan, tentunya kita akan sadar bahwa yang namanya pengetahuan itu berkembang, tesis terdahulu dapat dipatahkan dengan anti tesis, yang menghasilkan tesis baru. Hasil penelitian terdahulu juga dapat dipatahkan oleh penemuan baru yang memang secara fakta dan logika pada saat ini dapat dibuktikan secara ilmiah dengan alat dan perkembangan cara berpikir manusia. Sehingga pernyataan tentang manusia hanya menggunakan 10% kemampuan otaknya itu sudah dipatahkan dengan penelitian yang ada saat ini, yang mana manusia sebenarnya sudah menggunakan kemampuan otaknya 100%, termasuk silent cortex yang memiliki fungsi yang ngk bisa di detect secara motorik (seperti berpikir logis, memahami bahasa verbal, ataupun menangkap sebuah emosi). Jika dipikir secara logika, ngapain juga manusia bawa-bawa otak yang 99% nya ngk kepake? Dan harus kita aktifin dulu buat menggali potensi lebih, sedangkan dengan hanya menggunakan 10% kemampuan otak, manusia dah bisa bikin burung besi dan pergi kebulan, hmmmmmm…..
Balik lagi pada inti pembahasan, sekaligus konklusi dari mimin. Bahwa manusia itu sebenarnya memang diberikan kemampuan otak yang sama dalam arti, bahwa sel, jaringan dsb. Itu sama, dan memiliki fungsi yang sama. Namun, mengapa ada orang yang dianggap pintar dan ada juga yang dianggap bodoh. Itu terletak pada bagaimana cara mengoptimalkan potensi yang ada, meskipun mimin masih berpikir dan menganggap bahwa setiap potensi yang dimiliki lah yang berbeda. Walaupun ada 2 orang memiliki kemampuan yang sama, misalnya dalam hal bernyanyi, namun potensi nya bisa saja berbeda, sehingga ada yang bisa bernyanyi dengan suara bagus dan tidak dapat ditiru (memiliki timbre khas) ada juga yang tidak bisa bernyanyi, meskipun dipaksakan berlatih setiap hari, potensi itu tidak dapat mencapai titik yang sama. Jadi, kuncinya ada pada potensi, karena potensi itu adalah suatu hal yang dapat ditingkatkan, digali, dan dikembangkan dengan cara menstimulus, mempelajari dan di asah dengan baik. Begitupun dengan kejeniusan. Kita semua punya potensi buat jadi jenius, hanya saja tingkat potensi yang dimiliki berbeda-beda. Faktor nya bermacam-macam, bisa dari genetika, pola hidup, ketekunan dll. Hanya saja tidak akan bisa sama atau setara, satu dengan lainnya.
Bagaimana menurut sahabat whoopys semua? Jangan lupa komen ya ;)
Balik lagi pada inti pembahasan, sekaligus konklusi dari mimin. Bahwa manusia itu sebenarnya memang diberikan kemampuan otak yang sama dalam arti, bahwa sel, jaringan dsb. Itu sama, dan memiliki fungsi yang sama. Namun, mengapa ada orang yang dianggap pintar dan ada juga yang dianggap bodoh. Itu terletak pada bagaimana cara mengoptimalkan potensi yang ada, meskipun mimin masih berpikir dan menganggap bahwa setiap potensi yang dimiliki lah yang berbeda. Walaupun ada 2 orang memiliki kemampuan yang sama, misalnya dalam hal bernyanyi, namun potensi nya bisa saja berbeda, sehingga ada yang bisa bernyanyi dengan suara bagus dan tidak dapat ditiru (memiliki timbre khas) ada juga yang tidak bisa bernyanyi, meskipun dipaksakan berlatih setiap hari, potensi itu tidak dapat mencapai titik yang sama. Jadi, kuncinya ada pada potensi, karena potensi itu adalah suatu hal yang dapat ditingkatkan, digali, dan dikembangkan dengan cara menstimulus, mempelajari dan di asah dengan baik. Begitupun dengan kejeniusan. Kita semua punya potensi buat jadi jenius, hanya saja tingkat potensi yang dimiliki berbeda-beda. Faktor nya bermacam-macam, bisa dari genetika, pola hidup, ketekunan dll. Hanya saja tidak akan bisa sama atau setara, satu dengan lainnya.
Bagaimana menurut sahabat whoopys semua? Jangan lupa komen ya ;)
No comments:
Post a Comment